ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN YOGHURT JAGUNG (Zea Mays L.) DI KABUPATEN KETAPANG
Kata Kunci:
Corn, Yoghurt, Ketapang, Functional FoodAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai tambah produk olahan Jagung dan merancang industri pengolahan yoghurt Jagung yang layak secara teknis dan finansial di kabupaten Ketapang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang dilakukan secara survey dengan populasi yang berasal dari produsen jagung manis. Lokasi penelitian dilakukan di desa kalinilam kecamatan delta pawan selatan kabupaten Ketapang. Analisis unit usaha menggunakan formula Total Cost sedangkan analisis kelayakan finansial digunakan B/C ratio.Hasil kajian teknis dan finansial perencanaan industri yoghurt Jagung manis didapat rancangan pada unit pengolahan yoghurt Jagung skala kecil dengan kapasitas produksi 400 kg/ bulan atau 2400 botol/ bulan dengan hasil analisa ekonomi menunjukkan bahwa untuk mendirikan unit pengolahan yoghurt Jagung tersebut membutuhkan modal investasi total sebesar Rp. 113.723.712,-. Biaya produksi total sebesar Rp. 207.592.666.- dengan harga pokok produksi (HPP) per botol (100 ml) Rp. 7.208,- dan harga jual produk per botol Rp. 10.000 dengan margin keuntungan sebesar 40%. Hasil uji kelayakan industri didapat nilai IRR 38,316%, NPV Rp. 353.405.180, Payback Period yaitu 1,85 tahun, dengan BEP sebanyak 9.022 unit, B/C ratio 1,43 dan net R/C yaitu 1,40. Hasil kelayakan teknis dan finansial unit pengolahan yoghurt Jagung skala industri kecil layak untuk dilakukan.
Referensi
Anastasia, N., dan Afrianto, E. 2008. Mutu Nata de Seaweed dalam Berbagai Konsentrasi Sari Jeruk Nipis. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008, Universitas Lampung. Lampung
Ditjen Hortikultura. 2008. Nanas Sebagai Bahan Baku Industri Orientasi Ekspor. Laporan Ditjen Hortikultura Departemen Pertanian. Jakarta.
Farid, R. A., dan Handayani, F. 2007. Budidya dan Pasca Panen Nanas. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Timur.
Feri Manoi. 2007. Penambahan Ekstrak Ampas Nenas sebagai Medium Campuran pada Pengetahuan Nata de Cashew. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.
Hariastuti, M., Suranto, Setyaningsih. 2002. Influence of Sucrose and AmmoniumPhosphate [(NH4)2 PO4] Concentration on the Production of Nata de Cashew. PPLH-Lemlit UNS Surakarta, ENVIRO 2 (2) : 11-18, September 2002, ISSN : 1411-4402.
Hendadari, D., Suranto, Setyaningsih. 2003. Study on Produstion of Nata de Cashew Varied in Substrate and Inoculum Consentration. PPLH-Lemlit UNS Surakarta. ENVIRO 3 (2) : 21-28, September 2003, ISSN: 1411-4402.
Kembuan, H.J. dan Joseph. 1990. Rendemen Nata de Coco dari berbagai Kultivar kelapa. Buletin Balitka 11: 56-58.
Lapuz. M., Gallardo, and Palo. M. 1967. The Nata Organism–Cultural Requirements, Characteristics, and Identity. The Philippine Journal of Science, 96. Pp. 91-109.
Muchtadi, T. R. 1997. Nata De Pina. Media Komunikasi dan Informasi Pangan 9 (33): 39-44. Nadiyah, Krisdianto, Ajizah. A. 2005. Kemampuan Bakteri Acetobacter xylinum Mengubah
Karbohidrat Pada Limbah Padi (Bekatul) Menjadi Selulosa. Bioscientiae, Vol. 2, No. 2, Hal. 37 - 47.
Pambayun. R. 2002. Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Kanisius, Jogjakarta.
Sianipar. J., Krisnan, Simanihuruk. K., dan Batubara. L.P. 2006. Evaluasi Tiga Jenis Limbah Pertanian Sebagai Pakan Kambing Potong. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Medan.
Sinurat. R., dan Maulani. Y. 2007. Pengembangan Nanas Bogor Peningkatan Ekonomi Lokal.
Program LERD, Bogor.
Sutarminingsih. 2004. Peluang Usaha Nata de coco. Kanisius, Yogyakarta.
Tahir. I., Sumarsih. S., Shinta D.A. 2008. Kajian Penggunaan Limbah Buah Nenas Lokal (ananas comosus, l) sebagai Bahan Baku Pembuatan Nata. Seminar Nasional Kimia XVIII. Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.
Wijana. S., Kumalaningsih. S., Setyowati, Efendi., Hidayat. N. 1991. Optimalisasi Penambahan Tepung Kulit Nanas dan Proses Fermentasi pada Pakan Ternak terhadap Peningkatan Kualitas Nutrisi. ARMP (Deptan). Universitas Brawijaya. Malang.