Potensi Pengolahan Dan Pengelolaan Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara
Kata Kunci:
Potensi, Pengolahan, Budidaya, Rumput LautAbstrak
Provinsi Kalimantan Utara menyatakan bahwa rata-rata produktivitas rumput laut dari tahun 2015-2019 mencapai 256.900,5 ton/hektar/tahun. Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu lokasi penghasil rumput laut dengan karakteristik wilayah berbentuk kepulauan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi pengolahan budidaya rumput laut di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah metode survey, data yang digunakan dalam penelitian berupa data sekunder dimana data tersebut berupa data yang diperoleh dari studi kepustakaan, hasil penelitian, lembaga-lembaga dan instansi terkait yang menunjang penelitian, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukan bahwa produktivitas budidaya rumput laut di Kalimantan Utara masih sangat rendah yaitu hanya 311,037 ton/tahun. Rendahnya budi daya rumput laut di Provinsi Kalimantan Utara disebabkan oleh terbatasnya aksesibilitas dan sarana produksi adanya permasalahan-permasalahan tesebut, menyebabkan pengembangan budi daya rumput laut menjadi tidak optimal baik secara kuantitas maupun kualitasnya, hal ini dikarenakan sarana pendukung produksi yang tidak optimal sehingga mengurangi kapasitas produksi, maupun pemasaran produk yang tidak luas sehingga potensi penjualan kurang optimal.
Referensi
Kementerian Kelautan dan Perikanan R.I. 2005. Master Plan Program Budidaya Laut. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.
Anggadiredja, J. A. Jatnika, H. Purwoto, dan S. Istini, 2006. Rumput Laut. Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. 147 pp.
Anggadiredja JT. 2011. Laporan forum rumput laut. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Ask EI, Azanza RV. 2002. Advances in cultivation technology of commercial eucheumatoid species: A review with suggestions for future research. J Aquaculture, 206: 257-277.
Aslan, M. Laode. 1991. Rumput Laut Seri Budidaya. Kanisius. Yogyakarta.
Atmadja WS. 1996. Pengenalan jenis algae merah: pengenalan jenis-jenis rumput laut indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Dawes CJ. 1992. Irradiance acclimation of the cultured Philippines seaweeds, Kappaphycus alvarezii and Eucheuma denticulatum. J Bot. Mar, 35:189195.
De San M. 2012. The farming of seaweed. implementation of a regional fisheries strategy for the eastern-southern africa and india ocean region, SmartFish Programme Report, European Union.
DEFRA Department for Environment Food and Rural Affairs. 2008. A strategy for promoting an integrated approach to the management of coastal areas in england. London: Department for Environment, Food and Rural Affairs.
Ditjend. Perikanan Budidaya KKP. 2005. Profil rumput laut Indonesia. Jakarta
Ding L, Ma Y, Huang B, Chen S. 2013. Effects of seawater salinity and temperature on growth and pigment contents in Hypnea cervicornis J. Agardh (Gigartinales, Rhodophyta). (Lin H, Ed). Hindawi Publishing Corporation. J BioMed Research International, 2013:10.
Doty MS. 1986. Biotechnological and economic approaches to industrial development based on marine algae in indonesia. Washington DC : National Academic Press.
Eggert A. 2012. Seaweed responses to temperature. In Wiencke C & Bischof K. [Eds.] Seaweed Biology. Springer-Verlag, Berlin, Germany, 47-66.
Food and Agriculture Organization of United Nation. 2010. How to Farm Eucheume Seaweed. This Guide From the FAO cultured aquatic spesies information programme profidesiinformation on farming Eucheuma Seaweed. Rome.
Glenn EP, Doty MS. 1981. Photosynthesis and respiration of the tropical red seaweeds, Eucheuma Striatum (Tambalang and Elkhorn Varieties) and E. denticulatum. J Aquatic Botany, 10:353-364.
Glenn EP, Doty MS. 1990. Growth of the seaweeds Kappaphycus Alvarezii, Kstriatum and Eucheuma Denticulatum As Affected By Environment In Hawaii. J Aquaculture, 84:245-255.
Hartoko A dan Helmi M. 2004. Development of Digital Multilayer Ecological Model for Padang Coastal Water (West Sumatera). Journal of Coastal Development7: 129-136.
Hayashi L, Faria GSM, Nunes BG, Zitta CS, Scariot LA, Rover T, Felix MRL, Bouzon ZL, 2010. Effects of salinity on the growth rate, carrageenan yield, and cellular structure of Kappaphycus Alvarezii (Rhodophyta, Gigartinales) cultured in vitro. Journal of Applied Phycology, 23(3):439447.
Hinrichsen D. 1998. Coastal waters of the world : trends, threats, and strategies. Washington D.C.: Island Press.Mar Sci Fish, 12:51-65.
Hurd CL, Harrison PJ, Druehl LD. 1996. Effect of seawater velocity on inorganic nitrogen uptake by morphologically distinct forms of Macrocystis integrifolia from wavesheltered and exposed sites. J Mar Biol, 126:205–214
Lavens P, Sorgeloos P. 1996. FAO Fisheries Technical Paper. (Eds). No. 361.
Leigh EG Jr, Paine RT, Quinn JF, Suchanek TH. 1987. Wave energy and intertidal productivity. J Proc Natl Acad Sci, 84:1314-1318.
Lobban CS, Harrison PJ. 1997. Seaweed ecology and physiology. Cambridge: Cambridge University Press.
Marseno DW, Medho MS, Haryadi. 2010. Pengaruh umur panen rumput laut Eucheuma cottonii terhadap sifat fisik, kimia dan fungsional karagenan. J Agritech, 30:4.
Mochtar AH, Parawansa I, Saleh M, Ali S, Jusoff K, Reta, Rezekie, Astuti SD, Azis N, Muchdar A et al. 2013. Effects of harvest age of seaweed on carragenan yield and gel strength. J World Applied Sciences, (26).
Nurdjana, M.I. 2010. Program Peningkatan Produksi Ikan 350% Periode 2010-2014. Seminar Membangkitkan Kejayaan Indonesia Sebagai Negara Maritim, Universitas Hasanuddin. 12 januari 2010. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan Dan Perikanan.
Prema D. 2013. Site selection and water quality in mariculture. Central Marine Fisheries Research Institute. CMFRI Manuel Customized training Book. Kerala. India.
Post JC, Lundin CG. 1996. Guidlines For Integrated Coastal Zone Management. Washington, D.C: The World Bank.
Suwandi,1992.Isolasi dan Identifikasi Karaginan dari Rumput laut Eucheuma cottoni. Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sulistijo, 1987. The Harvest Quality of Alvarezzi Culture by Floating Method in Pari Island Nort Jakarta. Research and Development Center for Oceanology Indonesia Institut of Science. Jakarta.
Syahputra, Y. 2005. Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvareziii pada Kondisi Lingkungan Yang Berbeda dan Perlakuan Jarak Tanam di Teluk Lhok Seudu.
Sudariastuti, Endang. 2011. Pengolahan Rumput Laut. Materi Penyuluhan Perikanan. Pusat Penyuluhan KP-BPSDMKP. Jakarta.
Takao S, Kumagai NH, Yamano H, Fujii M, Yamanaka Y. 2014. Projecting the impacts of rising seawater temperatures on the distribution of seaweeds around japan under multiple climate change scenarios. J Ecology and Evolution, DOI: 10.1002/ece3.1358.
Tee MZ, Yong YS, Rodrigues KF, Yong WTL. 2015. Growth rate analysis and protein identification of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Gigartinales) under pH induced stress culture. J Aquaculture Reports, 2:112-116.
Trono GC. 1992. Eucheuma and Kappaphycus: taxonomy and cultivation. J Bull Mar Sci Fish, 12:51-65.
Trono GC. 1992. Eucheuma and Kappaphycus: taxonomy and cultivation. J Bull Yong WTL, Ting SH, Yong YS, Thien VY, Wong SH, Chin WL, Rodrigues KF, Anton A. 2013. Optimization of culture conditions for the direct regeneration of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta, Solieriaceae). J Appl Phycol. DOI 10.1007