"SOMÉAH HADÉ KA SÉMAH": BENTUK SENSITIVITAS BUDAYA MASYARAKAT CIKONDANG TERHADAP PENDATANG
DOI:
https://doi.org/10.58466/adidaya.v2i3.1826Kata Kunci:
Sensitivitas, Soméah Hadé ka Sémah, Interaksi SosialAbstrak
Sensitivitas budaya merupakan kemampuan untuk memahami, menghormati dan merespons dengan tepat berbagai nilai, norma, dan perilaku khas yang berasal dari budaya tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna dan praktik nilai someah hade ka semah sebagai bentuk sensitivitas budaya masyarakat Kampung Adat Cikondang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat terhadap pendatang. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif terhadap tokoh adat serta warga lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai soméah hadé ka sémah tidak hanya tercermin dalam sikap ramah terhadap pendatang, tetapi juga dalam praktik sosial sehari-hari yang menekankan sopan santun, keterbukaan selektif, dan penghormatan terhadap norma adat. Sensitivitas budaya masyarakat terlihat dalam cara mereka menjaga keseimbangan antara menerima pengaruh luar dan mempertahankan identitas lokal.
Referensi
Ardiyansyah, A., Suryantoro, D. N., Sutrisna, P., & Kadir, S. S. M. A. (2021). Penerapan filosofi Sunda "soméah hadé ka sémah" dalam interaksi virtual. Jurnal Kewarganegaraan, 5(2), 642-650.
Bachri, B. S. (2010). "Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian. Kualitatif". Teknologi Pendidikan, 10, 46–62
Bennett, M. J. (1993). Towards ethnorelativism: A developmental model of intercultural sensitivity. In R. M. Paige (Ed.), Education for the intercultural experience . Intercultural Press, pp. 21–71
Darmawan, W., Kurniawati, Y., Yulianti, I., & Gumelar, F. E. (2023). Pengembangan nilai kearifan lokal ekologi Kampung Adat Cikondang dalam lingkungan kebudayaan dan komunitas melalui ecomuseum. Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 13(1), 73–89.
Emilda, E. (2018). Analisis Penetapan Cagar Budaya Kampung Adat Cikondang. Jurnal Penelitian Budaya dan Bahasa, 5(2), 123-135. https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/jpbb/article/download/3913/2808/13094
Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
Hidayat, D., & Hafiar, H. (2019). Nilai-nilai budaya soméah pada perilaku komunikasi masyarakat Suku Sunda. Jurnal Kajian Komunikasi, 7(1), 84-96.
Khosihan, A., Utami, N. F., Wahyuni, S., & Nurfallah, B. A. (2022). Rasionalitas praktik pelestarian budaya Sunda pada destinasi wisata Kota Bandung. Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 12(2), 123–136.
Ma’arif, S. (2023). Sensitivitas Budaya dan Implikasinya dalam Kehidupan Multikultural. Jurnal Multikulturalisme Indonesia.
Permana, C. E., & Maryani, E. (2018). Potensi Budaya Rupa Kampung Adat Cikondang. eProceedings of Art & Design, 5(2), 331–339.
Sari, R., & Prasetyo, E. (2021). Ritual sebagai Identitas Budaya: Kasus Komunitas Adat Cikondang. International Journal of Anthropology and Ethnology, 5(1), 12-25. https://doi.org/10.1186/s41257-021-00034-5
Setiawan, R. (2023). Meningkatkan kesadaran multikulturalisme dalam lingkungan sekolah dasar. EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran, 2(40), 199-208.
Sobarna, C. (2016). Asal-usul Nama Kampung dalam Perspektif Etnolinguistik Sunda. Jurnal Candrasangkala, 2(1), 10–20.
Supriyadi, A., Rahman, A., & Sari, D. (2020). Nilai-nilai Budaya dan Konservasi Lingkungan dalam Komunitas Adat: Studi Kasus Desa Cikondang. Journal of Cultural Heritage Management and Sustainable Development, 10(3), 345-360. https://doi.org/10.1108/JCHMSD-01-2020-0001
Ting-Toomey, S. (2020). Intercultural Communication Theory: Understanding Diversity. Pxford University Press. 102-110
Yuniawati, I. (2022). Pengembangan Nilai Kearifan Lokal Ekologi di Kampung Adat Cikondang. Jurnal Pendidikan IPS, 9(1), 45–54.



Jurnal ini telah diindeks oleh :
