JUMPE : Journal of Mining, Mineral Processing, and Energy
https://jurnal.politap.ac.id/index.php/jumpe
<p><strong>Journal of Mining, Mineral Processing and Energy (JUMPE) </strong>di https://jurnal.politap.ac.id/index.php/JUMPE merupakan jurnal blind peer-review yang didedikasikan untuk publikasi hasil penelitian yang berkualitas dalam bidang ilmu teknik pertambangan. Artikel yang dipublikasikan di Jurnal <strong>JUMPE</strong> meliputi hasil penelitian asli (prioritas utama), sedangkan untuk artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru (bukan prioritas utama) dan juga komentar yang bersifat kritikan terhadap hasil tulisan ilmiah yang dipublikasi oleh jurnal <strong>JUMPE</strong>. Semua publikasi di jurnal <strong>JUMPE</strong> bersifat akses terbuka yang memungkinkan artikel tersedia secara bebas online tanpa berlangganan apapun.</p>Program Studi Teknologi Pertambangan Politeknik Negeri Ketapangid-IDJUMPE : Journal of Mining, Mineral Processing, and EnergyPOTENSI LOGAM TANAH JARANG (LTJ) DI KABUPATEN KETAPANG IUP PT. BATU ALAM PANGSUMA
https://jurnal.politap.ac.id/index.php/jumpe/article/view/1477
<p>Penelitian ini berjudul Potensi Logam Tanah Jarang Kabupaten Ketapang IUP PT. Batu Alam Pangsuma, dengan tujuan untuk mengetahui potensi Logam Tanah Jarang di Kabupaten Ketapang. Penelitian ini dilakukan atas kerja sama Tim Peneliti dengan Pihak PT. Batu Alam Pangsuma dimana PT. Batu Alam Pangsuma belum pernah melakukan pengujian terhadap kandungan Logam Tanah Jarang, Sejauh ini PT. Batu Alam Pangsuma menjual dalam bentuk kosentrat timah. Secara Geologi, LTJ memungkinkan ditemukannya di lokasi pertambangan timah seperti yang terjadi di pertambangan timah Bangka Belitung yaitu mineral Zirkon, Monasit dan Xenotim, mineral ini adalah mineral-mineral pembawa LTJ. Tim peneliti melakukan perhitungan sumberdaya LTJ berdasarkan tingkat kepercayaan geologi tereka, hal ini dilakukan karena pengujian sampel dilakukan pada 3 titik lokasi terhadap sampel insitu dan sampel yang telah diolah menjadi konsentrat timah. Penelitian ini dapat dilanjutkan sehingga mendapatkan potensi LTJ dengan klasifikasi terukur dan membuat projek mini pemisahan antara LTJ dan kosentrat timah. Berdasarkan hasil pengujian terdapat sebaran mineral berupa logam dengan persentase OksidaUnsur Berharga (OUB) atau disebut sebagai konsentrat berupa mineral Zirkon dengan persentase kadar 22,03% – 65,89%, diikuti oleh Titanium (TiO<sub>2</sub>) dengan persentase kadar 10,54% - 38,58% dan diikuti dengan mineral lainnya dalam unsur kecil. Sedangkan Oksida Tanah Jarang (OTJ) terdapat beberapa mineral yaitu Skandium (Sc), Iterbium (Yb), Yitrium (Y), Thorium (Th), Uranium (U). Hal ini menunjukkan bahwa terdapatnya potensi logam tanah jarang di lokasi penambangan yaitu penambangan pasir zirkon di daerah Kabupaten Ketapang.</p> <p> </p>Sy Indra SeptiansyahIdris Herkan Afandi
Hak Cipta (c) 2024 JUMPE : Journal of Mining, Mineral Processing, and Energy
2023-12-122023-12-121011810.54866/jumpe.v1i01.1477MODIFIKASI MATA BOR HAND AUGER BERBAHAN BEKAS SPRING MOBIL UNTUK KEGIATAN SAMPLING ALUVIAL DI KABUPATEN KETAPANG
https://jurnal.politap.ac.id/index.php/jumpe/article/view/1257
<p>Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi mata bor hand auger yang ada dipasaran yang berbahan besi garvanis yang diduga mudah tumpul ketika berhadapan dengan material alluvial jenis pasir dengan material dari bekas spring mobil yang terbuat dari baja dan memiliki ketajaman yang tahan lama ketika berhadapan dengan pasir. Selain itu untuk mengatasi jatuhnya sampel saat diangkat terutama pada sampel pasir berair, peneliti juga ingin melihat sejauh mana kemiringan mata hand auger yang bisa menangkap material terutama alluvial jenis pasir berair. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penggunaan bahan bekas spring mobil sebagai mata bor hand auger memiliki ketajaman yang baik sehingga kegiatan memutar hand auger untuk sampling pasir lebih ringan dibanding menggunakan hand auger yang dijual di pasaran.Kemiringan mata bor hand auger hasi modifikasi pada sudut kemiringan 30<sup>0</sup> lebih baik dalam terangkatnya sampel pasir berair dan mudah dalam mengeluarkan sampel dari tabung bor dibandingkan dengan sudut mata bor 15<sup>0</sup> yang tidak bisa mengangkat sampel dengan optimal dan mata bor 45<sup>0</sup> yang mengalami kesulitan saat mengeluarkan sampel dari tabung bor.</p>Idris Herkan AIsmail MarjukiSyarifah Aqla
Hak Cipta (c) 2024 JUMPE : Journal of Mining, Mineral Processing, and Energy
2023-12-122023-12-1210191310.54866/jumpe.v1i01.1257PENGARUH WAKTU PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN DAN PENYERAPAN AIR PADA BATA MERAH BERBAHAN BAKU TAILING DAN TANAH LIAT
https://jurnal.politap.ac.id/index.php/jumpe/article/view/1428
<p>Indonesia merupakan produsen bijih bauksit terbesar keenam didunia dengan total Ijin Usaha Pertambangan bauksit di Indonesia berjumlah 98 dan 84 diantaranya berada di Kalimantan Barat. Apabila dilihat dari produksi bijih bauksit yang tinggi setiap tahunnya, maka potensi limbah yang dihasilkan juga tidak kalah besar. Dari proses pencucian dihasilkan produk samping (limbah) yang disebut dengan <em>tailing</em> bauksit. <em>Tailing</em> bauksit yang dihasilkan mencapai hingga 50% atau lebih dari berat bauksit sebelum dicuci. Tailing bauksit mempunyai sifat fisik sesuai dengan standar agregat halus spesifikasi bahan bangunan bagian A (SK SNI S-04-1989-F) dengan ukuran butir (-2+0,075) mm dan dapat digunakan sebagai pengganti agregat halus dari alam sekitar. Pada penelitian ini <em>tailing</em> bauksit yang merupakan limbah dari kegiatan pertambangan dimanfaatkan menjadi suatu produk yang mempunyai nilai tambah yaitu bata merah. Bata merah kebanyakan terbuat dari tanah liat, namun dalam penelitian ini tailing bauksit digunakan sebagai bahan baku dengan tanah liat sebagai campuran. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan dan penyerapan air dari bata merah berbahan baku <em>tailing</em> bauksit dengan campuran tanah liat pada variasi waktu pembakaran 7, 14 dan 21 jam. Dari hasil pengujian didapat bahwa semakin lama waktu pembakaran maka nilai kuat tekan semakin tinggi namun penyerapan air semakin rendah.</p>Maya SantiIdris Herkan AfandiSyarifah AqlaFebriandi Febriandi
Hak Cipta (c) 2024 JUMPE : Journal of Mining, Mineral Processing, and Energy
2023-12-122023-12-12101141910.54866/jumpe.v1i01.1428ANALISIS PENGARUH TAILING BAUKSIT TERHADAP STABILISASI TANAH DASAR PADA JALAN TAMBANG
https://jurnal.politap.ac.id/index.php/jumpe/article/view/1505
<p>Kondisi tanah dasar pada jalan tambang sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca seperti hujan. Pada saat hujan, air akan meresap ke tanah dasar jalan sehingga apabila intensitas hujan tinggi akan mengakibatkan terbentuknya genangan air dengan kata lain bahwa lapisan tanah dasar tersebut menjadi jenuh (<em>saturated</em>). Kondisi tanah yang jenuh akan mengakibatkan menurunnya daya dukung tanah dasar. Penurunan daya dukung tanah dapat berpotensi mengakibatkan kecelakaan kerja. Penelitian ini berkaitan dengan perbaikan nilai daya dukung tanah dengan melakukan stabilisasi tanah dasar menggunakan material lain. Material yang dipilih untuk stabiliasi tanah merupakan material hasil limbah pencucian bauksit yaitu <em>tailing bauksit</em>. <em>Tailing bauksit</em> merupakan limbah hasil pencucian bauksit yang masih mengandung logam berat, dimana penanggulangan limbah <em>tailing</em> bauksit ini merupakan permasalahan yang banyak dialami oleh perusahaan tambang bauksit di Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan karakteristik tanah dasar jalan tambang serta untuk mengetahui pengaruh <em>tailing </em>bauksit stabilisasi tanah dasar pada jalan tambang ditinjau dari nilai <em>California Bearing Ratio</em> (CBR). Hasil pengujian klasifikasi tanah sistem AASHTO diketahui bahwa jenis tanah dasar jalan tambang bauksit PT Cita Mineral Investindo Tbk Site Sandai termasuk dalam kelompok A-2-6 (0), yakni jenis tanah kerikil dan pasir mengandung lanau dan lempung. Hasil perhitungan uji <em>California Bearing Ratio</em> (CBR) menunjukkan bahwa, semakin bertambahnya campuran <em>tailing</em> bauksit pada tanah dasar jalan tambang maka nilai CBR nya semakin menurun. Oleh karena itu direkomendasikan untuk penambahan material lain sebagai bahan stabilisasi tanah.</p> <p> </p>Syarifah AqlaSartika Sartika
Hak Cipta (c) 2023 JUMPE : Journal of Mining, Mineral Processing, and Energy
2023-12-122023-12-12101202410.54866/jumpe.v1i01.1505